Hujan Meteor Alfa Monocerotid Capai Puncak Malam Nanti, Ini Jadwalnya
Sumbar, PaFI Indonesia — Hujan meteor Alfa Monocerotid bakal mencapai puncaknya dan menghadirkan pertunjukan spektakuler Kamis malam (21/11). Simak jadwalnya.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan hujan meteor aktif pada periode 15 hingga 25 November. Namun, puncaknya terjadi pada 21-22 November ini.
- Hujan meteor Alfa Monocerotid terbilang langka karena tidak terjadi setiap tahun. Hujan meteor ini akan mulai terlihat sekitar pukul 21.37 WIB setiap malamnya selama periode masih berlangsung.
- “Hujan meteor Alfa Monocerotid dapat dilihat di Indonesia.
Alfa Monocerotid puncaknya 21-22 November,” ujar Thomas kepada PaFIIndonesia.com, Senin (18/11).
Titik radian Monocerotid akan berada pada posisi tertinggi di langit setelah fajar datang. Jadi, kemungkinan besar hujan meteor akan menghasilkan tampilan terbaiknya sesaat sebelum fajar, saat titik radiannya berada pada posisi tertinggi.
Untuk melihat hujan meteor ini, kata Thomas, kita bisa mengamati langit di arah posisi rasi Monocerous di arah timur sampai di atas kepala sejak tengah malem hingga subuh.
“Dalam kondisi yang terbaik, kita bisa berharap melihat beberapa meteor per jam,” tuturnya.
Namun, untuk melihat hujan meteor ini ada bebebapa syarat seperti kondisi cuaca cerah, medan pandang tidak terhalang pohon atau bangunan, dan jauh dari polusi cahaya.
Dikutip dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN, hujan meteor merupakan hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Canis Minor dekat bintang Alfa Monocerotis konstelasi Monoceros.
Hujan meteor berasal dari sisa debu komet C/1917 F1 (Mellish) yang mengorbit Matahari dengan periode 143,5 tahun. Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 234.000 kilometer per jam.
Komet ini memiliki periode 143,5 tahun dan melaju secara geosentrik mencapai 234.000 kilometer per jam. Namun, sebagian astronom kurang setuju akan teori ini dan meyakini asal-susul hujan meteor Alfa Monocerotid belum diketahui.
Para ilmuwan percaya bahwa hujan meteor berasal dari komet periode panjang yakni komet yang membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbitnya mengelilingi matahari.
Melansir laman The Planets pada Kamis (21/11/2024), hujan meteor Alfa Monocerotid termasuk ke dalam hujan meteor kelas III. Pasalnya, hujan meteor ini tidak terjadi setiap tahun.