Pemerintah AS di Balik Sukses Elon Musk Harta Rp5.185 T
Sumbar, PaFI Indonesia — Pemerintah AS, Elon Musk tidak hanya dikenal karena inovasi cemerlang dari perusahaan-perusahaan seperti Tesla dan SpaceX, tetapi juga karena disetujui sebagai penerima manfaat dari kontrak dan kebijakan pemerintah.
Dalam perjalanannya menjadi konglomerat dunia berharta US$326 miliar atau setara Rp5.185 triliun (perkiraan kurs Rp15.910 per dolar AS), berbagai program pemerintah disebut menjadi landasan kesuksesan dua bisnis utama Musk, yakni kendaraan listrik dan eksplorasi luar angkasa.
Analis Teknologi Wedbush Securities Daniel Ives mengungkapkan Pemerintah AS melalui berbagai kebijakan dan regulasi disebut memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan Tesla dan SpaceX.
“Dasar kesuksesan finansial Musk adalah pemerintah AS,” kata Ives, tekanan bagaimana kontrak, pinjaman, dan regulasi menjadi elemen penting dalam membangun kekayaan Musk.
Tesla yang kini produsen menjadi mobil listrik terbesar di dunia, pernah mengalami masa-masa sulit di awal pengoperasiannya.
Pada tahun 2010, Tesla menerima pinjaman berbunga rendah senilai US$465 juta dari Departemen Energi AS, yang membantu perusahaan ini mengembangkan Model S, mobil yang menjadi titik balik kesuksesannya.
Tak hanya itu, Tesla juga memanfaatkan program kredit pajak US$7.500 untuk membeli kendaraan listrik yang berlaku hingga akhir 2019.
Program ini membantu Tesla menjual mobilnya dengan harga lebih tinggi di pasar.Berdasarkan laporan,
insentif ini memberikan dukungan federal hingga US$3,4 miliar untuk perusahaan.
Namun, bantuan terbesar Tesla datang dari regulasi emisi gas rumah kaca yang memungkinkan perusahaan menjual regulasi kredit kepada produsen mobil lain.Penjualan regulasi ini menghasilkan lebih dari US$2 miliar antara tahun 2008 hingga 2019.
“Tanpa regulasi kredit, Tesla mungkin tidak akan menjadi merek global seperti sekarang,
dan Musk tidak akan menjadi orang terkaya di dunia,” ujar Ives.
Melansir PaFI Business, perusahaan eksplorasi luar angkasa Musk, SpaceX, juga menikmati dukungan signifikan dari pemerintah AS. Salah satu kontrak penting datang pada akhir 2008, ketika perusahaan tersebut hampir bangkrut.
Kontrak senilai US$1,6 miliar dari NASA untuk 12 misi pasokan ke Stasiun luar Angkasa Internasional (ISS)
memungkinkan SpaceX menyelesaikan pengembangan roket Falcon 9 dan kapsul Dragon.
“Pada saat itu, SpaceX berada di ambang kebangkrutan. Kontrak ini membantu perusahaan bertahan,” kata Casey Dreier, penasihat kebijakan senior di Planetary Society.
Sejak saat itu, SpaceX terus menerima berbagai kontrak besar, termasuk kesepakatan senilai US$3 miliar
untuk mengembangkan kendaraan yang akan membawa astronot kembali ke bulan. Jika NASA meningkatkan pendanaannya untuk eksplorasi bulan dan Mars, nilai SpaceX diperkirakan akan melonjak hingga US$500 miliar.
Meski Tesla dan SpaceX mendapatkan banyak manfaat dari dukungan pemerintah,
Elon Musk pernah menganjurkan agar insentif pajak untuk kendaraan listrik dihapuskan. Pada bulan Juli yang lalu,
Musk menyiratkan bahwa insentif insentif akan mengurangi persaingan dari produsen mobil lain yang baru memasuki pasar kendaraan listrik.
“Jika subsidi dihapuskan, itu hanya akan membantu Tesla,” tulis Musk dalam laman resmi X miliknya.